CERITA KEHIDUPAN
Korea Utara adalah satu-satunya negara komunis yang masih bisa digolongkan memiliki kehidupan, kebiasaan, peraturan aneh dan selalu tertutup akan dunia luar. Negara ini juga sering mengancam dengan aksi-aksi yang cenderung provokatif kepada negara tetangga serumpunya yakni Korea Selatan.
Berikut ini adalah 8 peraturan dan cerita unik kehidupan Korea Utara, yakni sebagai berikut :
1. Korea Utara adalah bangsa yang terisolasi dan mandiri
Saat ini adalah zaman modern, dimana semua komunikasi dan globalisasi yang terjadi saat ini sudah menembus batas-batas negara. Sedangkan Korut merupakan satu-satunya negara yang masih terisolasi, padahal tetangga terdekatnya yaitu Korsel adalah negara kaya dan sangat maju dalam semua bidang, seperti teknologi dan kebudayaan. Sedangkan 24 juta warga Korut saat ini hidup dalam pemerintahan diktator dan komunis yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Korea pada awalnya hanya satu yang terbagi daerah utara dan selatan, tapi ketika di jajah oleh Jepang dalam Perang Dunia II, dan pada saat Jepang kalah dan menyerah, Korea kemudian terpecah. Perang dingin yang terjadi antara 2 kekuatan politik dunia saat itu, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia) membuat Korea terbagi menjadi dua, AS mengontrol bagian selatan Korea dan Uni Soviet mengontrol bagian Utara dari Korea.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada waktu ini mencoba melakukan reunifikasi pada tahun 1948, namun mengalami kegagalan, dan Korea menjadi dua negara yang terpecah secara permanen.
Ada seseorang bernama Kim Il Sung yang kemudian menjadi Presiden pertama Korut, mendeklarasikan “kebijakan bergantung pada diri sendiri” atau kemandirian. Kim Il Sung juga menutup semua akses diplomatik dan ekonomi negara tersebut dari seluruh Dunia.
Filosofi ini dikenal dengan istilah ‘juche’ atau yang artinya manusia adalah penguasa segala sesuatu dan menentukan segalanya. Ideologi ini mengharuskan warga Korut mandiri dan bergantung kepada mereka sendiri, termasuk mengelola kemerdekaan ekonomi dan politik, termasuk juga saat mengalami bencana kelaparan pada tahun 1990-an. Tujuannya, untuk menciptakan sistem pertahanan yang kuat.
2. Adaptasi yang susah
Dengan akses terbatas di dunia nyata maupun maya dari dunia luar, tak heran warga Korut harus berjuang untuk menyesuaikan diri. Banyak warga Korut paranoid, kelaparan dan banyak yang tidak tahu sejarah dunia di luar Korea Utara kecuali propaganda pemerintah.
“Pendidikan di Korut sia-sia untuk hidup di Korsel,” ujar Kepala Sekolah Berasrama untuk Pengungsi Korut, Gwak Jong-moon dalam buku “Escape from Camp 14″.
“Ketika Anda terlalu lapar, Anda tidak akan belajar, dan guru tidak akan mengajar. Banyak siswa kami yang telah bersembunyi di Cina bertahun-tahun tanpa punya akses ke sekolah. Anak kecil di Korut, mereka terbiasa memakan kulit kayu dan berpikir itu normal,” imbuh Gwak.
Angka bunuh diri para pengungsi Korea Utara di Korea Selatan 2,5 kali lipat dari pada angka di Korsel sendiri
3. Akses internet terbatas di Korea Utara
Akses internet di negara ini hampir tak bisa diakses. Akses internet dapat dilakukan apabila sudah mendapatkan izin dari pemerintah. Warga Korut yang memiliki komputer pun, yang biasanya hidup di kota besar, hanya bisa mengakses situs Kwangmyong, jaringan domestik yang tertutup.
Namun tahun ini, jurnalis yang ke Korut dan harus menyalakan HP 3G mereka bisa mengakses internet. Ya, hanya untuk pengunjung dari luar negeri saja.
4. Pasar Gelap
Segala hal yang dilarang membuat banyaknya penyelundupan dan pasar gelap. Beberapa pasar gelap bahkan mengatur bagaimana memindahkan barang ke perbatasan Korut melalui Cina, seperti makanan dan bahan mentah.
Penyelundupan DVD Korsel juga marak, dan itu dilawan oleh rezim Korut yang mengatakan pada warganya bahwa Korsel lebih buruk dari mereka.
Meski komunis dan alat-alat produksi dikuasai negara, namun memiliki kendaraan diizinkan untuk personel militer dan PNS. Warga Korut dilarang bepergian jauh-jauh dan dibatasi. Namun tahun 1990-an, saat institusi militer dan elit partai korup merajai, kondisi ini dimanfaatkan.
Anggota militer dan PNS membuat aturan kendaraan harus terdaftar, kemudian merekrut sopir pribadi untuk mengemudikan kendaraannya sebagai angkutan bagi warga atau taksi gelap. Nah, hal ini menjadi salah satu faktor yang bisa melancarkan penyelundupan.
5. Kehidupan Sosial & Propaganda
Karena begitu terisolasi, sebenarnya kita sangat sulit membayangkan kehidupan sehari-hari warga Korut. Jurnalis Barbara Demick yang mewawancarai warga Korut yang melarikan diri ke Korsel dan dimuat dalam buku “Nothing to Envy: Ordinary Lives in North Korea” tahun 2009.
Dari pengakuan warga Korut, mereka mendeskripsikan bahwa kehidupan sosialnya sangat terikat kepada keluarga. Saat bencana kelaparan tahun 1990, generasi kakek-nenek yang kelaparan pertama kali mencoba menyisakan makanan ke anak-anaknya, dan seterusnya. Informasi yang diterima pun hanya propaganda pemerintah.
Tak heran, beberapa warga Korut yang berhasil keluar menyelundupkan DVD ke Korut agar warganya mengetahui dunia luar negaranya.
Saat ini, jurnalis asing yang diizinkan berkunjung namun diawasi ke Pyongyang telah boleh membawa HP 3G dan memungkinkan untuk mengambil gambar hidup keseharian di kota itu.
6. Penjara Nasional Korea Utara
Jumlah warga negara Korut kurang lebih ada 24 juta orang, tapi
sekitar 154 ribu orang ternyata hidup dalam penjara nasional seperti
kamp konsentrasi. Ada 6 kamp yang dikelilingi oleh pagar berlistrik, 2
diantaranya sebagai tempat rehabilitasi dan persiapan menjelang keluar
penjara atau kamp. Demikian diberitakan oleh Korsel yang merupakan
negara serumpunnya.
Shin Dong-hyuk, satu-satunya warga yang berhasil melarikan diri dari
penjara dan berhasil kabur dari Korut, membuat kesaksian yang dimuat
dalam buku berjudul ‘Escape from Camp 14′. Shin lahir di kamp itu karena
kedua orang tuanya dipenjara setelah kakak laki-lakinya mencoba
melarikan diri ke Korsel.
Penyiksaan, malnutrisi, kerja paksa dan eksekusi publik selalu
menjadi cara hidup di kamp itu, yang salah satunya diketahui dari citra
satelit. Menurut laporan Amnesti Internasional 2011, diperkirakan 40%
warga kamp meninggal karena kelaparan dan kurang gizi.
7. Gaya Rambut Warga Korut Ditentukan Pemerintah
Pemerintah Korea Utara ternyata menentukan model gaya rambut bagi warga pria dan wanitanya. Sehingga warga Korut tidak bisa sembarangan menggunakan model gaya rambut yang diinginkan, apalagi meniru model rambut para selebritis dunia, jika ada yang melanggar, maka akan dikenakan sangsi hukum yang berlaku.
Padahal, gaya rambut merupakan kebebasan setiap orang, namun Korut memang unik hingga gaya rambut pun sampai dibuat peraturan, dan tentu saja tidak boleh ada yang melanggarnya.
Setiap pria dan wanita yang datang ke salon, maka harus menentukan model rambut mana yang akan mereka gunakan sesuai aturan dari pemerintah Korut.
Bahkan untuk memastikan warganya tidak melanggar aturan tentang model gaya rambut tersebut, pemerintah memasang kamera tersembunyi di setiap salon yang ada di Korut agar potong rambut tersebut bisa di pantau. Pemerintah memiliki alasan dengan menetapkan aturan model gaya rambut, yakni “rambut panjang akan menyerap energi di otak dan membuat malas”.
8. Pemimpin Korut yang dianggap penuh dengan Mitos
Pemimpin Korut yang saat ini baru 3 generasi, selalu diidentikkan dengan hal-hal yang berbau mitos dan supranatural. Kim Il Sung yang merupakan bapak pendiri bangsa Korut, dikenal sebagai “matahari”, bahkan dinyatakan bisa mengendalikan cuaca yang ada di Korut.
Saat ulang tahun Kim Il Sung dan putranya Kim Jong Il (generasi kedua pemimpin korut) selalu dijadikan hari libur nasional. Bahkan jasad Kim Il Sung, diawetkan dan masih tersimpan dengan rapih di Pyongyang, Korea Utara.
Kim Jong Il juga memiliki mitos yang sangat melekat pada dirinya, Kim Jong Il selalu disebutkan sebagai “kiriman surga” pada saat kelahirannya oleh media komunis negara itu, dimana media tersebut termasuk salah satu bentuk propaganda dan kebohongan publik yang dibuat oleh pemerintahan Korut.
Media propaganda tersebut juga menyebutkan bahwa Kim Jong Il bisa mencetak angka sempurna yaitu 300 saat mencoba permainan bowling untuk pertama kalinya. Sedangkan Kim Il Sung juga dikatakan dapat mencetak 5 kali “hole-in-one” saat bermain olahraga golf. Saat kematian Kim Jong Il pada tahun 2011, dikatakan bahwa langit di Gunung Paektu yang dianggap suci, berubah warna menjadi merah.
Untuk pemimpin saat ini yaitu Kim Jong Un, disebutkan “kelahirannya dari surga” saat dia naik menjadi pemimpin untuk menggantikan ayahnya yang meninggal, Kim Jong Il. Pada desember 2012, media propraganda pemerintah tersebut memberitakan bahwa ditemukan sarang unicorn, hewan kendaraan Tongmyong, pendiri kerajaan Korea kuno. Hal ini bukan karena Korut percaya pada hewan yang selama ini dianggap sebagai mitos dan fantasi itu, melainkan menunjukkan legitimasi Jong Un, bahwa Korut adalah Korea yang sebenarnya.