CERITA KEHIDUPAN
Uang, dialah alat yang dipakai oleh siapapun yang masih mengaku manusia dalam melakuakn transaksi, baik itu membeli atau hanya sekedar memilikinya.
Tak ada siapapun yang bisa hidup tanpa uang di zaman era serba digital sekarang ini. Namun pertanyaannya apakah uang itu segalanya bagi kita ? Apakah dengan memilikinya kita bisa menguasai semua lini kehidupan kita? Dan satu hal yang pasti, akankah ia selalu datang kepada kita ?
Disinilah kemudian saya coba memberikan sebuah cerita inspiratif singkat, dengan mencoba berbagi kesadaran akan hakikat dari uang yang sebenarnya. Agar kita tidak menjadi MANUSIA MATERIALISTIS (MONEY IS EVERYTHING) :)
Suatu waktu Bank Indonesia menerbitkan duan lembar uang, yang satu bernama uang seribu rupiah dan satu lagi uang seratus ribu rupiah.
Keduannya tercipta sama-sama dari kertas yang begitu indah, mulus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Setelah itu mereka kemudian berpisah, mengalami perjalanan yang begitu lama, dan berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya, mengisi satu dompet ke dompet lainnya.
Sebulan kemudian, keduanya kembali dipertemukan secara tidak sengaja didalam dompet seorang lelaki. Terjadilah dialog diantara keduanya....
Uang Seratus Ribu : "OMG (Ya ampun) dari mana saja kamu, teman ? Sebulan tak bertemu tapi kok kamu kelihatan begitu lusuh? Kumal, kotor, lecet dan bau ! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari Bank Indonesia, kita sama-sama bersih kan ..... Ada apa denganmu ?"
Uang Seribu : "Ya, beginilah nasibku, teman. Sejak kita keluar dari Bank itu, hanya sehari aku berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, aku beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan bau amis. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen kemudian aku mampir ke warteg. Dari laci tukang warteg aku berpindah ke kantong tukang bubur, dari sana tak jarang aku keluar masuk ke kantong pengemis.
Uang Seratus Ribu : "Wah, sedih sekali perjalananmu, teman !! berbeda banget dengan pengalaman yang aku alami. Sejak kita keluar pada hari itu, aku disimpan di dompet kulit seorang pejabat yang tampan. Setelah itu aku berpindah dompet ke seorang wanita cantik, dari sana aku terus berpindah-pindah dari hotel bintang 5, masuk ke restoran mewah, showroom mobil mewah, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada ditempat yang bagus. Jarang sekali aku di tempat seperti yang kamu ceritakan tadi dan bertemu dengan teman-temanmu yang lainnya. "
Uang Seribu : "Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada ditempat yang nyaman. Tâpi aku tidak berkecil hati, malah aku senang dan boleh berbangga hati"
Uang Seratus Ribu : "Walah walah, nggak salah kata-kata kamu itu !? Ada-ada saja kamu!! Aku tidak percaya kata-kata kamu !!!!
Uang Seribu : "Aku sering bertemu dengan teman-temanku di kotak amal mesjid atau tempat-tempat ibadah lainnya. Aku jarang bertemu dengan teman-teman kamu disana, tapi satu hal yang pasti aku bersyukur bahwasanya aku dipandang manusia sebagai sebuah manfaat bukan sebuah nilai. "
Uang Seratus Ribu : "Hiks.... Hiks.... Aku baru menyadari bahwa aku tidak dipandang oleh manusia sebagai suatu manfaat yang lebih. Aku sering mampir di tempat maksiat tapi jarang sekali hadir ditempat ibadah, bahkan dibayarkan untuk transaksi yang membawa bencana."
Cerita diatas hanyalah fiksi namun deskripsinya nyata dalam keseharian kita. Betapa kita sering lupa dan kikir dalam membelanjakan harta, materi dang uang yang kita miliki. Ingatlah bahwa apapun yang kita miliki adalah berasal dari Tuhan.
Demikianlah postingan sepenggal cerita mengenai perjalanan uang seratus ribu dan seribu rupiah, semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membaca postingan ini.
PS: Kalau teman-teman punya masalah dengan uang, kirimkan saja ke saya, ditunggu komentarnya.
WKWKWKWKWKWK :D:D:D
Baca juga :Cara penentuan pemenang pada permainan ceme
0 comments:
Post a Comment